Kolaborasi, Parenting, Tips

3 Manfaat Quality Time Bersama Anak

Seperti yang sudah pernah saya sebut di postingan Balada Menjadi Ibu Rumah Tangga. Salah satu alasan saya ingin menjadi ibu rumah tangga adalah karena saya ingin hadir sepenuhnya untuk anak saya. Bisa memantau perkembangan tumbuh kembangnya secara langsung setiap harinya. Ya walaupun sekarang disambi ngeblog juga :)). Memang, sekarang saya mulai rutin serius ngeblog. Hitung-hitung sebagai penyegar di sela-sela kesibukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak.
Apalagi saat ini, suami masih bekerja di rumah. Tentu saja hal ini mempunyai keuntungan bagi kami. Dengan adanya kami di rumah, kami bisa menciptakan waktu yang lebih berkualitas bersama anak. 
Berkaitan dengan kualitas ini, atau sering disebut sebagai quality time, hari Minggu kemarin saya sempat melakukan riset kecil-kecilan di Mbah Google. Mengapa quality time sepertinya begitu penting? Jika selama ini orang tua sering dituntut untuk menciptakan quality time bersama anak, lantas apa manfaat sebenarnya yang dapat dirasakan oleh anak itu sendiri dari quality time bersama orang tuanya?
Lalu ketemulah artikel yang terpercaya. Yakni disampaikan lewat sebuah video oleh seorang psikolog dari Tiga Generasi, yang bernama Saskhya Aulia Prima, M.PSi. Videonya memang cukup singkat, jadi akan saya tambahkan sedikit sesuai pengalaman saya sendiri sebagai seorang anak yang juga dibesarkan oleh orang tua dan keluarga yang cukup sering berkumpul dan berbincang bersama. 

1. Dengan quality time, anak dapat merasa dicintai, dihargai, dan diperhatikan orang tua.

Perasaan dicintai, dihargai, dan diperhatikan tersebut dapat membuat anak menjadi lebih mudah percaya diri di lingkungannya. – Saskhya Aulia Prima, M.PSi

Saya rasa benar. Dengan kebersamaan saya setiap harinya bersama ibu, dengan ibu bertanya apa saja kegiatan saya selama seharian atau bertanya tentang hal lainnya, tentu saja saya merasa diperhatikan. Begitu pun saat hari libur. Jika ayah, kakak-kakak, juga adik saya berada di rumah, biasanya kami akan berkumpul. Entah berbincang tentang apapun. Mulai dari sejarah keluarga, sampai sengaja mengadakan acara makan bersama untuk merayakan ulang tahun salah satu dari kami misalnya, atau pun hari pernikahan ayah dan ibu sampai sengaja membuat acara liburan di luar bersama keluarga.

Dengan berkumpul inilah, kami semua, atau lebih tepatnya saya sendiri, menjadi seorang anak yang bangga pada hubungan dengan keluarganya. Tentu saja hal ini juga terbawa di lingkungan. Saya lebih percaya diri dan tidak banyak mengeluh karena hubungan keluarga kami yang harmonis. 

2. Dapat membuat anak mudah berkomunikasi dengan orang tua. 

Dengan mudah berkomunikasi, anak dapat terbiasa menceritakan kondisinya sehari-hari pada orang tua. – Saskhya Aulia Prima, M.PSi

Yap. Berdasar pengalaman saya, karena kami merasa sudah sangat dekat dengan orang tua, jadi kami tidak segan-segan untuk menceritakan apapun yang terjadi pada kami. Ya meskipun setiap anak tetap memiliki privacy-nya masing-masing yang hanya diketahui oleh dirinya, atau diceritakan pada teman-temannya atau terkadang tidak ingin menjadi beban orang tua. Tapi setiap kali kami punya keinginan, biasanya kami akan bicara dengan orang tua. Tidak jarang, kami meminta pendapat mereka sebab dirasa lebih bijaksana. Seperti saat kami mengutarakan keinginan untuk menikah misalnya.

3. Ketika sedang melakukan quality time, orang tua dapat menanamkan nilai-nilai yang ingin diajarkan pada anak.

Dengan nilai-nilai ini, setiap anak bisa berinteraksi dengan orang lain. Dan juga, anak dapat menjadikan orang tua sebagai contoh komunikasi dan interaksi kepada orang di lingkungannya. – Saskhya Aulia Prima, M.PSi

Biasanya, setiap obrolan kami akan terselip nasihat-nasihat orang tua. Mulai dari yang ringan, hingga berat. *Haduh gimana ini bahasanya :v* Maksudnya ringan, semisal mengajarkan anak-anaknya untuk senantiasa menghormati orang lain. Atau yang berat, memberikan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan rumah tangga untuk saya dan kakak-kakak yang sudah berkeluarga. 

Atau biasanya, dulu sebelum saya dan kakak-kakak menikah, kami rutin melakukan sholat Maghrib berjamaah di rumah setiap hari libur. Mungkin sekarang juga masih diterapkan walaupun tinggal adik saya hehe.
saat keponakan saya ikut neneknya sholat :))
Dengan nilai-nilai yang ditanamkan inilah, secara tidak langsung akan masuk di alam bawah sadar kami, anak-anaknya untuk dipegang dan bisa diterapkan saat kami bermasyarakat atau pun dalam lingkup keluarga kami sendiri.

Menjadi orang tua memang tidak mudah

Tiga hal saja memang manfaatnya. Tapi sepertinya berdampak besar ya 🙂 Apalagi saya membaca cerita Mak Maria tentang seorang anak yang ingin membunuh ayahnya, yang bisa jadi disebabkan karena anaknya tidak memiliki rasa percaya diri. Maka kembali lagi ke orang tua. Bahwa orang tua itu perlu membangun kepercayaan pada anaknya. Dan kepercayaan ini hanya bisa dibangun dengan adanya waktu orang tua bersama anak. Dengan orang tua menciptakan waktu dan kehadirannya, maka akan lebih mudah untuk membangun kepercayaan anak itu sendiri. Sebab namanya kepercayaan, sudah pasti tidak sehari dua hari dibangun. Tapi butuh waktu bertahun-tahun!

Well, pada akhirnya menjadi orang tua memang bukan hal yang mudah. Terlebih untuk menjadikan anak yang memiliki akhlak dan perilaku baik nantinya, dan yang bisa dia terapkan di lingkungan masyarakat. Namun, orang tua bisa mengusahakannya dengan memanfaatkan waktu untuk menjadikannya lebih berkualitas. Agar si anak, bisa merasakan tiga manfaat yang sudah dijabarkan di atas. 

Tinggal sekarang, PR saya bersama suami. Apakah kami bisa menciptakan waktu yang berkualitas untuk anak kami. Semoga saja Allah beri kami kekuatan untuk terus belajar menjadi orang tua yang bijaksana dan selalu sabar. Aamiin 🙂

13 thoughts on “3 Manfaat Quality Time Bersama Anak

  1. Iya… menurut sy quality time ttp bs tercipta meskipun frekwensi pertemuan kadang tak bisa sesering yg diinginkan. Malah ada juga beberapa keluarga yg tiap hari bertemu namun quality timenya tdk terjalin dengan baik

  2. Emang penting mbak. Ini saya lakukan jg dan bergantian dgn cara ngajakin pergi anak pertama dan anak kedua selang seling utk we time. Khususnya buat anak pertamaku cara ini efektif biar dia gk merasa tdk disayang semenjak keahiran adiknya.

  3. tadinya mau komen "artikelnya keren" tapi nggak jadi ah nanti dianggap spam 🙂
    setuju banget jadi orangtua itu susah, bukan cuma perkara beli susu sama bayar sekolah. quality time ini PR banget untuk para orangtua.

  4. Hahaha kok aku ngakak sih baca komen ini :v Sebenernya peringatan itu cuma yang komen dg kalimat "artikelnya keren, Gan." nah makanya biar ga dianggep spam yang agak berisi dong hehe (lho ini kok jd bahas komen :)))

    Nah iya, yang terpenting kehadiran orang tuanya ya Mbak 🙂

  5. Ini bener sih, De.. Orang-orang yang saya lihat rada-rada insecure itu, begitu saya melihat hubungan mereka dengan orang tua mereka, saya menilai ada kerenggangan gitu. Sepertinya ada komunikasi batin yang tidak tersambungkan. Kalau ditanya, pernah ngobrol-ngobrol hangat bareng orang tuanya, nggak? Jawabnya biasanya nggak pernah..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.