Pernikahan

Apakah Menikah Bikin Kita Jadi Terbatas?

Setelah tempo hari ngebahas pertemanan setelah menikah, kali ini saya mau bahas kebebasan setelah menikah. Yang ya, dengan kata lain, menikah bikin kita jadi berubah lagi.

“Emang kenapa sih, hidup setelah menikah kok harus berubah?” Ya otomatis berubah dong. Namanya juga sudah tidak sendiri. Kita sudah hidup bersama orang lain. Fase kita pun sudah berubah kan. Istilahnya jadi naik satu tingkat. Tadinya single, sekarang jadi double. Maka pantas kalau ada hal-hal yang bisa dilakukan saat single, setelah menikah jadi tidak bisa. Yang tadinya ada saat single, bisa jadi hilang setelah menikah. Atau hal endebrei endebrei yang berubah lainnya.

Definisi kebebasan terserah ya. Masing-masing orang aja mau mengartikan kebebasan gimana dan seperti apa. Yang mau saya bahas adalah bahwa setelah menikah, segala gerak-gerik kita tidak bisa seenak saat single. Dulu kita bebas mau kumpul sama temen setiap hari, tapi setelah menikah, bisa jadi cuma seminggu sekali. Dulu bebas bangun siang, setelah nikah harus bangun pagi karena ngurus suami dan anak. Dulu kita bisa cuek dengan diri sendiri, sekarang ada pasangan yang nggak mungkin buat dicuekkin. Ya hal-hal seperti itulah contohnya.

Setelah menikah pasti jadi terbatas

Dengan kata lain, menikah tidak mungkin TIDAK dibatasi. Pasti gerak jadi terbatas. Makanya kenapa suka ada yang bilang, “Puas-puasin deh sebelum nikah. Nanti setelah nikah lo nggak bisa begini begitu.” Itulah sebabnya kita harus pikir baik-baik sebelum menikah. Siap atau tidak kita melepas kebebasan. Seperti kata Pak Cahyadi Takariawan, seorang pakar pernikahan berikut ini:

Setelah menikah, anda tidak lagi memiliki kebebasan itu. Semua kebebasan Anda itu hilang, karena Anda memasuki kawasan bertanggung jawab.

Anda harus menenggang dan menimbang perasaan pasangan Anda atas semua perilaku, kebiasaan hidup, tutur kata, bahkan mimik wajah dan bahasa tubuh Anda.

Cinta itu peduli dan respect

Di situ ada kalimat area tanggung jawab. Inilah yang harus digarisbawahi. Apa sih yang harus dipertanggungjawabkan? Tentunya perasaan pasangan. Apapun yang akan kita lakukan, sudah pasti harus memikirkan pasangan. Bahkan seharusnya atas dasar kesepakatan dengan pasangan.

Tidak bisa kita seenaknya dengan pasangan. Tidak mungkin kita memikirkan diri sendiri saja. Ada pasangan di samping kita yang harus selalu kita pertimbangkan dalam setiap keputusan kita.

“Tapi pasangan gue fine-fine aja kok gue mau ngelakuin apapun.” Mungkin iya. Tapi sefleksibel-fleksibelnya dan sebesar apapun kebebasan yang pasangan berikan pada kita, tidak mungkin dia tidak mau turut serta dalam kehidupan kita termasuk dalam hal mengambil keputusan. Ya kalau sama sekali tidak ikut campur, namanya dia nggak peduli dengan kita dong. Tidak sayang dengan kita dong. Karena yang namanya sayang, cinta, itu bukan kebebasan. Melainkan peduli dan respect. Rasa saling menghargai dan menghormati.

Komunikasi untuk kesepakatan

Apa terdengar menikah itu jadi menakutkan? Tidak. Karena kita bisa komunikasikan dengan pasangan segala hal yang ingin kita lakukan. Akan lebih bagus lagi jika dibuat kesepakatan sebelum menikah. Sehingga nantinya tidak menimbulkan gesekkan lagi. Di sinilah pentingnya untuk punya pasangan yang MAU mendengarkan. Komunikasi butuh dua arah. Tapi komunikasi yang baik, dibutuhkan kata mufakat.

So, mau kejar karir, melakukan hobi atau passion kita, ya boleh saja. Tinggal komunikasikan dengan pasangan. Karena menikah juga tidak membuat hidup kita stuck disitu-situ saja. Kita boleh kok buat bertumbuh. Demikian juga dengan pasangan kita. Maka itulah dibutuhkan kerelaan dan keikhlasan dari kedua belah pihak agar kalau keduanya sama-sama sepakat, hasilnya pun jadi enak.

Menikah memang tidak membuat kita sebebas saat single. Ada ego yang harus kita kalahkan. Tapi bukan berarti kita tidak bisa bahagia. Kita bisa bahagia asal kita dan pasangan sama-sama mau berusaha. Sama-sama mau saling bertumbuh. Dan juga sama-sama mau saling menghargai ?

Tagged , , , , , ,

About Ade Delina Putri

Blogger, Bookish, Stay at Home Mom Keep smile, keep spirit, positive thinking ^^
View all posts by Ade Delina Putri →

2 thoughts on “Apakah Menikah Bikin Kita Jadi Terbatas?

  1. Hi Mbak,
    Saya lagi memasuki tahap ini nih. Pengalaman saya sih berat banget Mbak kehidupan setelah berkeluarga. Dari yang awalnya apa-apa sendiri, sekarang semua kompromi. Dulu yg mau pergi ke luar kota sendiri aja langsung cabut, sekarang harus dikomunikasikan. Apalagi sekarang masih belum bekerja, “njeblag” banget hidup nya. Kadang stress juga sih sayanya, karena ritme hidupnya berbeda banget dari jaman masih sendiri. Hehehe… Tapi ya namanya belajar hidup baru.

    1. Hehe iya pasti awal-awal kaget. Apalagi kalau terbiasa mandiri. Tapi lama-lama insya Allah bisa biasa aja kok 😀 Tinggal bikin kesepakatan aja dg pasangan. Biar nantinya udah tahu apa aja yang harus dan ga dilakukan 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.