βKaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.β (QS. An Nisaaβ : 34)
Sumber : https://rumaysho.com/947-pemimpin-wanita-menurut-kaca-mata-islam.html
Menikahlah dengan Laki-laki yang (Berpotensi) Mapan
Jenis lelaki yang paling saya hindari saat single adalah lelaki yang suka mengeluh. Dulu saya paaaling tidak mau sekali kalau sampai dapat jodoh yang hobinya mengeluh terus. Naudzubillah. Memangnya ada lelaki seperti itu? Ada! Bahkan sekarang dengan mudah bisa dilihat di media sosial. Ah, apalagi kalau dia suka update di media sosial, bisa kelihatan sekali dari status-status yang diperbaruinya. Memang, status tidak selamanya mencerminkan kehidupan nyata, tapi logikanya kalau di media sosial saja dia sudah mengeluh terus, bagaimana dengan kehidupan nyatanya? Apa mungkin di kehidupan nyata dia adalah orang yang selalu bahagia dan kuat? Sayangnya sulit jika dipikirkan.
Lantas apa laki-laki tidak boleh mengeluh? Tidak juga. Toh laki-laki juga manusia biasa. Ada kalanya diuji dengan berbagai masalah. Tapi saya percaya dengan salah satu ayat yang Allah turunkan, bahwa laki-laki adalah pemimpin wanita. Yang mana namanya pemimpin, sudah pastilah harus lebih kuat dari yang dipimpin. Jika pemimpinnya saja pengeluh, bagaimana dia layak disebut pemimpin? Ibarat sang nahkoda yang takut ombak di tengah lautan dan hanya mengeluh tanpa bisa mencari solusi. Seorang pemimpin akan tahu dimana dia bisa menempatkan diri sesuai situasi dan kondisi. Kalaupun ada masalah, bukan dengan jalan mengeluh apalagi keluhannya sampai tersebar dimana-mana. Pemimpin yang baik akan mencari jalan keluar terlebih dahulu.
Di dalam Surat An-Nisaa tersebut ada kalimat “Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita).” Maka itu artinya, Allah memang sudah menciptakan bahwa laki-laki memiliki kelebihan dibanding wanita salah satunya tentang kekuatan.
Pun sejatinya laki-laki setelah menikah akan menjadi imam. Bukan sekedar menjadi imam sholat, melainkan menjadi imam untuk membimbing keluarga maupun menafkahi keluarganya. Itu sebabnya laki-laki dididik untuk menjadi seorang yang kuat. Jika saja dia suka mengeluh, bagaimana kelak dia bisa menikah. Kalaupun menikah, bagaimana dia bisa menjadi imam yang harus membimbing keluarga dan menafkahinya.
Tidak terlalu penting jika sebelum menikah dia memang belum mapan. Tidak penting dia anak orang kaya 7 turunan atau bukan. Tapi pastikan dia punya karakter yang pekerja keras dan bertanggung jawab. Agar kelak setelah menikah dia bisa memberi pilihan lebih besar pada istrinya. Katakanlah bisa memberi pilihan pada istri ingin di rumah atau bekerja. Dan jangan sampai memaksa istrinya untuk membantu mencari nafkah. Karena sekali lagi, mencari nafkah adalah tanggung jawab seorang suami.
Bukan berarti setelah menikah wanita tidak boleh bekerja. Boleh saja, selama dibutuhkan dan suami ridho. Tapi jangan sampai bekerjanya seorang istri karena terpaksa harus membantu ekonomi keluarga karena memiliki seorang suami pemalas, tidak mau bekerja keras, dan tidak bertanggung jawab. Naudzubillah.
Mungkin ini bisa jadi perhatian perempuan yang masih single. Lelaki yang baik agamanya saja tidak cukup. Pemahaman agama dan amallah yang akan membantu. Karena sebagaimana hadits berkata bahwa ilmu tanpa amal sama saja pohon tak berbuah. Bila laki-laki tersebut agamanya memang cukup baik, maka selanjutnya lihat apakah ia seseorang yang pekerja keras dan bertanggung jawab. Sebab seorang laki-laki yang paham, akan tahu kedudukan di mata keluarganya. Karena ia tahu bahwa semuanya kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh-Nya π
waduhhh jadi refleksi diri sendiri, saya masih sering update status sossial media, tapi bukan curhat, hal2 umum. saya pernah mengeluh soal kerjaan juga sih
Memang harus liat karakternya sehari-hari, agama, sama tingkah lakunya ke keluarganya ya Mba' kalau milih suami, biar nggak menyesal di kemudian hari. Jangan hanya modal cinta, nice sharing Mba'.. π
Ayo dikurangin Mas ngeluhnya π
Bener maak.. Aku juga menghindari lelaki yg kerjanya mengeluh khususnya di media sosial. Kesannya kek rapuh gitu ya.. Hehehe
Setujuuuu π
Terima kasih Mbak π
Iya, kayak ga punya semangat hidup hehe
Untuk mengetahui potensi mapan menurutku bisa dilihat dari karakternya apakah bertanggungjawab atau tidak π
Setuju banget Mbak π
betul ya, aku dulu pacaran sama teman kuliah, aku sih lihat dia itu cowok yang jawa banget, agak ragu kayaknya kurang trenginas, tapi ternyata dia gak seperti itu, ada potensi yang aku gak lihat dan baru terlihat setelah menikah
belakangan ini saya sering dicurhati tentang "kemapanan" dan jodoh. padahal saya saja belum mapan dan masih njomblo. hehe
mohon doanya ya buat kami-kami ini. π
Jadi inget jaman pacaran dilu, pas harus mutusin siapa yg aku trima, antara pacar yg udh kenal sjk smp, kaya, tapi kerjaannya freelance, ato suami skr yg dulu baru staff doang jabatannya, tp kliatan pintar dan ulet kerjanya :D. Aku milih yg kedua akhirnya mba.. Krn aku percaya dia bakal bisa jauuh lbh maju :D. Dan terbukti bener kok feelingku :D. Kita memang hrs liat pribadinya dulu ya, supaya ga nyesel belakangan
alhamdulillah saya adalah laki-laki yang tidak pernah mengeluh atas pekerjaan apapun. semoga kedepan menjadi lebih baik lagi.
thanks sudah share, jadi bisa introspeksi diri sya lebih jauh lagi..
Aamiin π
Betul Mbak, yang penting dia ulet dan pekerja keras π
Aamiin. Semoga segera mapan dan dipertemukan jodohnya π
Mapan ga harus kelihatan ya. Tapi potensi kerja keras itu yang harus dilihat π
Iya mbak dlu aku juga Mikir gitu pas mau nikah. Alhamdulillah skrg kehidupan kami jauh lebih baik.