Cerita Bunda, Home, Tips

Pengalaman Pertama Pijat dengan Layanan Go Massage

Akhir-akhir ini saya ngerasa capek banget. Tiap bangun tidur rasanya badan remuk *halah. Nggak enak pokoknya. Sakitlah. Sampai sering saya ngeluh sama suami. Sama suami cuma ditawarin, “mau Go Massage?” Duh apaan itu Go Massage?

Oh ternyata itu fitur dari Go-jek. Awalnya sih nggak mau. Pikir saya, “duh bener nggak tuh? Ngeri ah. Apalagi ini kan orang asing masuk-masuk ke rumah (eh malah harus masuk kamar pula). Nggak deh. Yang lain aja.”

Tapi kalau untuk keluar rumah, juga mana mungkin? Emir sih bisa aja ditinggal karena dia udah lengket sama ayahnya. Kalau Elis? Nanti nyusunya gimana? Sementara saya nggak pernah pompa ASI. Alhasil kalau (maksa) dipompa, hasilnya nggak maksimal banget. Jadi ya udah deh Emak ngalah dulu. Nikmatin aja badan pegel.

Sampai Kamis malam kemarin akhirnya saya udah nggak tahan banget. Dipijit suami pun kayaknya kurang puas. Trus suami bingung sendiri, “lah aku kudu piye?” Beginilah kalau jadi wanita yang merasa selalu benar haha.

Jadi juga Go Massage

sumber: https://www.go-jek.com/go-massage/

Sampai Kamis kemarin, suami nawarin Go Massage lagi. Akhirnya, ya udahlah daripada badan makin remuk, minyak pegel juga nggak ngefek, Bismillah coba deh. Ya sekalian me time *eh.

Jum’at pagi jam setengah 10, suami bukalah itu aplikasi Go Life. Iya karena Go Massage adanya di aplikasi Go Life yaa. Beda dengan aplikasi Gojek.

Pesan di sana, lalu pilih gender kita (supaya terapisnya bisa disesuaikan. Misal yang mau dipijat wanita ya terapisnya wanita. Pria ya terapisnya pria juga). Nggak lama langsung kelihatan profil terapisnya. Sayangnya, kata suami sih nggak kelihatan asal lokasinya. Jadi kita baru bisa tahu ketika menghubungi orangnya dengan tanya dia dari mana dan sudah sampai mana. Nggak tahu apakah ini cuma di hp suami aja atau gimana. CMIIW ya.

Nah yang saya pesan itu ternyata berasal dari Surabaya Barat saudara-saudara! Haha. Yang mana itu jauuuuh banget dari lokasi saya yang di Surabaya Timur. Ya udah mau gimana. Udah diambil sama dia. Kasihan juga kalau dicancel.

Review Layanan Go Massage

Singkat cerita, mari kita sebut saja terapisnya Mbak W. Mbak W tiba di rumah saya jam 11 pas.

Untungnya si kecil Elis tidur hihi. Jadi Bu Nur bisa tenang jagain Emir aja.

Kemudian saya dan Mbak W pun masuk kamar dan mulai pijat. Pijat yang saya pilih adalah Full Body. Dari mulai kaki sampai kepala. Prepare banget deh terapisnya karena sudah menyediakan kain sebagai penutup. Plus sudah disediakan minyak dan krim gitu. Wangiiii. Entah apa namanya. Mungkin memang khusus pijatnya.

Rasa pijatannya? Enaaak.Β Emang lain ya kalau udah pro ? Sayanya juga ngerasa nyaman banget karena nggak berasa diperas-peras badannya *halah. Sampai nggak kerasa tahu-tahu udah 1 jam aja ? Walaupun sedikit cekat-cekit. Kata Mbak W karena badan saya emang kaku semua haha. Yaiyalah gimana nggak kaku kalau ngurus dua bayi itu sungguh luar biasa. Ditambah dua-duanya masih disusui. Apalagi bagian kaki dan punggung. Saking nggak pernah dipijat kali ya πŸ˜€

Sepanjang pijat itu kami ngobrol. Ya standarlah. Saling nanya anak, keluarga, atau suami kami kerjanya apa.

Lalu saya dikasih tahu juga kenapa kaki dan seluruh bagian tubuh yang kanan saya lebih sakit, itu karena bagian kanan jadi tumpuan saya untuk menggendong bayi atau pun beraktivitas. Ada lagi soal pijat oksitosin. Yakni pijatan bagian tulang leher bawah itu berguna untuk melancarkan ASI. Kalau bagian itu sakit, maka ASI bisa jadi tidak lancar.

Dan ternyata syarat untuk gabung dengan Go Massage, memang benar-benar harus yang sudah dapat sertifikasi/pengakuan sebagai terapis minimal 3 tahun. Jadi bukan orang sembarangan.

Profil Mbak W

Mbak W sendiri sudah 4 tahun jadi terapis. Sebelumnya beliau kerja di sebuah klinik kesehatan. Tapi sekarang beliau hanya fokus di Go Massage karena waktunya lebih fleksibel. Bahkan sudah 1,5 tahun bersama Go Massage. WOW lama juga ya.

Mbak W hampir setiap hari mengambil orderan bahkan bisa seharian full pijat. Tergantung kesanggupan beliau.

Yang saya salut dari beliau adalah ketika saya tanya, “Mbak kok mau ambil orderan saya? Kan jauh banget!”

Dia cuma jawab, “Saya nggak mau nolak rezeki Mbak. Dimana adanya rezeki ya saya jemput. Mau itu jauh sekalipun. Bahkan saya pernah ke XXX. Itu kan lebih jauh Mbak, dari Surabaya Barat ke Utara.”

UWOW! Give applause ? Saya salut banget dengan orang seperti Mbak W. Dimana pun rezekinya, nggak peduli jauh sekalipun, ya dia jabanin (hampiri).

Berapa biaya Go Massage?

Cukup Rp 75.000,00 per 60 menit. Kalau mau nambah durasi atau nambah pakai scrub, dll ya nambah lagi biayanya. Atau ada juga paket yang branded. Jadi terapisnya dari klinik kecantikan resmi. Kalau yang saya pilih kan reguler, yang mana terapisnya ya acak aja (tapi tetap berpengalaman).

Go Massage, recommended

So, recommendedlah Go Massage ini. Hasilnya juga enakkan. Lumayanlah untuk relaksasi plus me time *uhuk. Apalagi bagi yang susah keluar kayak saya.

Kalau misalnya kita parno atau takut orang Go Massagenya berbuat jahat, better pijatnya jangan di kamar yang banyak barang berharga. Atau pijat saat ada yang menemani di rumah. Tapi Insya Allah sih Go Massage bukan orang sembarangan ya.

Untuk terapis kita juga nggak perlu takut. Karena akan dipilihkan sesuai gender kita. Kalau wanita ya terapisnya wanita. Pria pun begitu. Ada juga terapis pria khusus untuk pelanggan pria. Meski Mbak W juga cerita pernah diisengi gara-garanya dia pernah dapat orderan orang yang jahil. Jadi di aplikasi tertulis gender Wanita, tapi saat Mbak W datang ternyata pria. Uh kurang ajarΒ ?

Well, itu dia pengalaman pertama saya pijat dengan fitur Go Massage. Nulis ini bukan karena dapet endorse ya hihi. Tapi murni sebagai pengalaman pribadi ?

Nah Bunda atau Ayah, ada yang pernah nyoba Go Massage juga? Gimana pengalamannya? Share dong! ?

Tagged , , , , , , , ,

About Ade Delina Putri

Blogger, Bookish, Stay at Home Mom Keep smile, keep spirit, positive thinking ^^
View all posts by Ade Delina Putri →

15 thoughts on “Pengalaman Pertama Pijat dengan Layanan Go Massage

  1. Kalau pria memesan terapis wanita, malu tidak ya ?

    Saya beberapa kali dengan terapis pria, attitude-nya parah sekali, tidak ramah, ngomong nyolot, males jadinya, niat mau relax karena badan pegal-pegal, malah jadi bad mood. wkwkwk

    Dulu di rumah ada ibu2 tukang pijat langganan, tapi sekarang merantau jadi bingung mau pijat dimana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.