Pernikahan, Pillow Talk, Tips

#PillowTalk: Suami Istri Saling Legowo, Rumah Tangga Bisa Langgeng

suami istri

Kapan hari saya dan suami ngobrol-ngobrol, dan ujungnya kami ngomongin hubungan suami istri. Ini karena berawal dari obrolan di grup pondok suami juga beberapa hari yang lalu.

Ceritanya ada seseorang yang nanya ke ustadz, “Ustadz, kalau suami lagi “ngebet”, tapi istri nggak mau karena kecapean. Istri dosa ya, Ustadz?”

Dijawab gini sama sang ustadz, “Udah suami istri kok main dosa-dosaan. Ya suaminya harus legowo!”

Jreng, seketika saya bangga dengan ustadznya haha.

Iya terkadang nggak sedikit, atas dasar ‘kekuasaan kepemimpinannya’ seorang suami main menghakimi bahwa istri dosa. Padahal ya rumah tangga itu it’s take two to tango. Even istri harus nurut, tapi jangan lupa dengan hadits nabi, “Laki-laki yang baik adalah yang paling baik dengan keluarganya.”

Yap, itu artinya suami juga harus bisa menerima kekurangan keluarganya yang mana ya termasuk istrinya.

via GIPHY

Suami dan istri ya harus legowo

Iya, istri harus nurut dengan suami. Tapi dalam beberapa kondisi, bolehlah sebagai suami yang baik, suami juga memaklumi keadaan istrinya. Entah istri lagi sakit, lagi kecapean. Dengan saling menerima, rumah tangga insya Allah damai. Nggak berat sebelah.

Bukan cuma suami yang harus legowo. (Eh FYI, legowo itu artinya lapang dada ya). Istri juga. Kalau ada apa-apa yang diinginkan dari suami tapi nggak tercapai, ya istri harus legowo.

Suami harus rapat di kantor sampai malam, sementara istri sudah masak banyak, ya istri harus legowo. Lagi kerepotan, suami malah istirahat sepulang kerja, ya istri harus legowo.

Memang legowo ini enak diomongin, berat banget dilakukan huhu. Nggak jarang kita ada pikiran, “Kok kamu nggak peka sih? Aku lagi butuh kamu. Kamu di mana sih, sama siapa, sedang berbuat apa.

Salah satu kunci langgeng = berlomba-lomba mengalah

Saya jadi ingat salah satu tulisannya Mbak Wulan Darmanto. Pernah suatu saat Mbak Wulan kalau nggak salah dinasihati oleh orang tuanya. Katanya dalam rumah tangga itu harus berlomba-lomba untuk mengalah. Mau siapa pun yang salah. Mau kita nggak salah sekalipun, kita harus ngalah duluan. Pokoknya harus ngalah duluan. Itu kunci rumah tangga yang langgeng.

Saya juga ingat di buku Gatra Kencana Perkawinan pun dalam salah satu ceritanya ada suami istri yang menerapkan saling mengalah duluan. Makanya rumah tangga mereka bisa berjalan sampai lebih dari 25 tahun hingga sekarang. Masya Allah.

via GIPHY

Lantas saya berkaca pada diri. Selama ini saya malah nggak mau kalah. Saya maunya menang. Maunya mendapatkan apa yang saya mau huhu ?

Dari kedua cerita Mbak Wulan dan buku yang saya baca tadi saya bisa paham kenapa para orang tua menasihati begitu. Logikanya memang, ketika kita bisa menerima alasan, kekurangan, atau semua hal dalam pasangan dengan mudah, maka pasangan pun akan semakin sayang dengan kita.

Kalau istilah dalam buku Financial Revolutionnya Tung Desem Waringin tuh menangkan dulu hatinya. Ya memang sih, kalau kita sendiri saja sering dimenangkan hatinya. Sering dimaklumi. Sering diberikan apa yang kita mau. Kita pasti akan sayang banget kan sama orangnya.

Siapa pun bisa berubah selama punya tekad yang kuat

Memang manusia pada dasarnya egois. Tapi bukan berarti kita sulit berlapang dada. Segala hal di dunia ini sungguh mungkin kalau kita memang bertekad kuat.

Suami harus menyadari bahwa tidak ada istri yang sempurna. Begitu pun sebaliknya. Istri harus menyadari bahwa tak ada suami yang bisa memenuhi segala keinginannya tanpa cela. Ya iya, wong kita semua manusia. Yang hakikatnya makhluk terbatas.

Suami dan istri harus paham bahwa tidak semua keinginannya bisa terpenuhi. Suatu saat istri lagi kecapean, suami harus legowo. Suami tidak bisa memberikan sesuatu yang diinginkan, istri harus legowo.

Ah, indahnya kalau rumah tangga bisa saling legowo begini. Rasanya tidak akan ada lagi perdebatan panjang. Tak ada lagi ribut-ribut karena salah satu merasa menang. Tak ada lagi pamrih karena merasa paling mengalah. Karena dua-duanya sama-sama sudah timbul rasa saling lapang dada.

Ini memang tak mudah, tapi sekali lagi tak ada yang mungkin. Segalanya menjadi mungkin jika kita mau berkemauan kuat untuk berubah. Huhu NTMS :”””))))

Tagged , , , , , , , , ,

About Ade Delina Putri

Blogger, Bookish, Stay at Home Mom Keep smile, keep spirit, positive thinking ^^
View all posts by Ade Delina Putri →

2 thoughts on “#PillowTalk: Suami Istri Saling Legowo, Rumah Tangga Bisa Langgeng

  1. tapi bener ga sih mba kalau misalkan, saat menikah, justru suami semakin menunjukan sifat aslinya? Jangan berharap dia akan lebih baik…. dalam artian sifat yang kita ga suka gt 🙁

    1. Bukan cuma suami. Istri pun pasti begitu. Siapa pun yang sudah menikah akan menunjukkan sifat aslinya 🙂
      Kalo masalah sifat yang kita ga suka. Yakinkah bahwa diri kita sudah sempurna buat suami? Hehe. Jadi intinya ya balik lagi saling legowo. Krn menikah pun bukan untuk mengubah seseorang. Tapi saling kerja sama. Satu berubah, satunya juga harus mau berubah 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.