Cerita Bunda, Cerita Elis, Cerita Emir, Kids, ODOP ISB

[Surat untuk Emir dan Elis] Dua Permata Hati Bunda

Emir, Elis,

Bunda baru nulis surat lagi nih. Tapi kali ini bukan untuk salah satu, tapi untuk kalian berdua. Ya, kalian anak-anak kesayangan Bunda.

Emir,

Sudah 21 bulan aja ya Nak. Nggak nyangka, cepat banget sih.
Ah tapi memang selalu begitu. Terkadang kita tidak sadar waktu berjalan amat cepat. Begitupun yang Bunda rasakan. Kebersamaan denganmu hanyalah mengalir saja.
Setiap perkembangan Emir, Bunda selalu exciting. “Wah Emir sudah bisa miring. Sudah bisa tengkurap. Sudah tumbuh gigi. Sudah bisa merangkak. Sudah bisa merambat. Sudah bisa jalan.”
Dan di 21 bulan ini Emir juga sudah banyak mengerti. Emir sudah bisa disuruh banyak hal. Sudah bisa ngomong kalau mau sesuatu dengan bilang, “mau mau.” Sudah bisa ngomong banyak kata walaupun belum terlalu jelas. Bahkan, Emir sudah bisa tidur sendiri tanpa Bunda. Ya, Emir hampir lulus disapih ? Semoga ke depannya, Emir benar-benar bisa lepas susu ya.
Pokoknya Emir hebat. Soundingan Bunda untuk mengajarkanmu takkan ada apa-apanya, kalau tak diimbangi dengan usahamu.
Terima kasih ya, Nak.

Elis,

Kau hadir di saat kakak masih 6 bulan. Hihi Bunda kaget lho waktu itu. Sempat shock, tapi ayah selalu memberi sugesti positif pada Bunda bahwa kehadiran Elis adalah anugerah dari Allah. Jadi harus tetap dijaga. Alhamdulillah, Bunda selalu diberi kesehatan sampai melahirkan Elis. Padahal waktu hamil Elis, Bunda harus urus kakak yang sedang aktif-aktifnya hihi.
Elis sekarang sudah 7 bulan. Sudah makan. Sudah bisa merangkak. Sudah bisa menangis kalau ditinggal. Sama seperti kakak, setiap perkembangan Elis pun Bunda selalu takjub.
Jadi, nggak jaminan ketika sudah punya anak pertama, lantas di anak kedua jadi terasa biasa-biasa saja. Mungkin iya dalam beberapa hal. Tapi soal perkembangan anak, bagi Bunda sih, enggak sama. Karena Bunda yakin setiap anak berbeda sekalipun lahir dari rahim yang sama. Jadi melihat perkembangan Elis, itu sangat membahagiakan Bunda. Terima kasih ya Nak.

Emir, Elis,

Semakin besar, kalian semakin lucu. Kakak Emir sudah bisa ajak bercanda Elis. Kalau kakak lagi main, tiba-tiba suka ngasih mainan ke Elis. Elis pun sering ketawa kalau kakak lagi bercanda. Tapi nggak jarang juga nangis kalau kakak sudah mulai menggoda Elis, hihi ?
Kakak sudah mengerti kalau Elis bobo. Kakak akan mengacungkan telunjuknya di depan hidung sebagai tanda nggak boleh berisik.
Kakak juga suka ngasih tanda misal Elis nangis, tapi Bunda belum dengar. Biasanya kakak akan ngomong dan nunjuk kamar, “itu. Itu.” Eh pas Bunda lihat, benar Elis bangun ?
Kalian sungguh permata hati Bunda.

Emir, Elis,

Kadang Bunda masih suka nggak percaya kalau di umur 24 tahun, Bunda sudah diamanahi dua anak. Apalagi Bunda merasa seringkali masih tersimpan sifat kekanak-kanakkan. Untung saja ada ayah kalian yang bisa mengimbangi. Yang lebih bijak daripada Bunda. Yang tidak menghakimi Bunda. Yang sering menenangkan hati Bunda dengan sentuhannya, dengan nasihat-nasihatnya yang damai.
Ayah kalian pula yang sangat berkontribusi untuk kalian. Mencari nafkah untuk keluarga. Memberi yang terbaik untuk setiap kehamilan Bunda. Sampai ayah kalian rela cuti kerja agar bisa menemani Bunda melahirkan. Masya Allah.
Jadi, kalian juga harus berterima kasih ya sama ayah hehe.

Emir, Elis,

Kalian benar-benar sebaik-baik guru kehidupan. Bunda belajar banyak dari kalian. Belajar bersabar, belajar bersyukur, dan belajar untuk ikhlas. Meski sampai saat ini Bunda masih merasa belum lulus semua. Jadi, maafkan Bunda ya, Nak. Kalau Bunda sering bebal. Sering keras kepala saat mengikuti pelajaran ? Maafkan Bunda yang sering khilaf ?
Tapi sesungguhnya, kalau mau direnungkan, segala manis gurih mengurus kalian berdua itu tidak sebanding dengan kenikmatan memiliki kalian. Karena kalianlah Bunda bahagia. Karena kalianlah Bunda bersyukur. Dan karena kalianlah hati Bunda bisa lebih tenang.
Kalian permata hati yang mengembalikan Bunda untuk terus menjadi seorang ibu. Seseorang yang cintanya tidak lekang ditelan masa.

Emir, Elis,

Terus bertumbuh ya dua permata hati Bunda. Terus bersama-sama di setiap situasi. Kakak, bisa jaga adik. Dan adik bisa membantu kakak. Kakak menyayangi adik. Dan adik harus menghormati kakak. Pokoknya kalian berdua harus tetap berpegang tangan.
Ketika kelak kalian dewasa, semoga kalian akan mengerti banyak hal. Mengerti bahwa kalian adalah kakak adik yang harus bersikap saling satu sama lain. Mengerti bahwa keluarga adalah sebaik-baik tempat untuk kembali. Dan mengerti bahwa dunia adalah sekedar persinggahan untuk menuju kehidupan akhirat yang lebih kekal.
Kelak kalian sudah bisa baca blog Bunda, semoga kalian sudah mengerti bahwa kalianlah yang paling Bunda sayang. Cinta Bunda untuk kalian tak terhingga. Dua permata hati Bunda. Sampai kapan pun ?

About Ade Delina Putri

Blogger, Bookish, Stay at Home Mom Keep smile, keep spirit, positive thinking ^^
View all posts by Ade Delina Putri →

2 thoughts on “[Surat untuk Emir dan Elis] Dua Permata Hati Bunda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.