Jika kau ingin bahagia dalam sebulan, nikahi orang yang kau cintai. Jika engkau ingin berbahagia untuk selama-lamanya, bahagiakan orang yang kau nikahi.
Cara lainnya, suami istri juga harus saling membantu dalam urusan anak. Tidak bisa hanya seorang istri saja yang disibukkan dengan segala urusan anak. Suami bukan hanya bertugas memberi nafkah dengan membeli perlengkapan bayi dan sepatu anak, lantas lepas tanggung jawab begitu saja urusan anak dan menyerahkan semua pada istrinya.
Ya, pernikahan tidak bisa terjadi jika hanya satu pihak yang berusaha, karena hal ini bisa saja menjadi bom waktu yang menekan. Suatu saat, pasangan akan menuntut balik kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukannya. Bisa saja pasangan akan merasa bosan karena merasa hanya berusaha sendiri.
Bahagiakan juga pasangan, bukan (sekedar) diri sendiri
Baca: Sahabat Terbaik adalah Pasangan Sendiri
Ada juga suami yang merasa karena posisi dirinya ialah seorang imam, pemimpin, lantas membuatnya merasa memiliki kuasa untuk (hanya) mengatur istrinya. Tapi ketika istrinya meminta perubahan juga bisa terjadi padanya, suami menggunakan ‘kekuasaannya’ untuk berkilah, “aku kan suamimu, kamu yang lebih pantas menuruti perintahku.” Well, ya suami memang pemimpin dan sudah kodratnya istri harus patuh pada suami. Tapi suami juga harus ingat, bahwa pernikahan bukanlah atasan dan bawahan, melainkan partner, rekan, teman, dan pendamping seumur hidup.
Ini sama saja ketika kita belajar tentang ilmu personality. Kita belajar tentang kepribadian, bukan untuk ‘memenangkan’ diri sendiri kemudian menyalahkan pasangan, tetapi untuk saling belajar memahami kepribadian masing-masing dan menerima segala kekurangannya.
Maka kembali lagi, tentang posisi suami atau istri, ilmu tentang kepribadian, itu semua digunakan untuk saling memahami dan saling introspeksi. Artinya bukan hanya satu pihak yang berusaha berubah menjadi lebih baik, melainkan dua pihaklah. Karena toh pernikahan sendiri terjadi dari dua orang kan. Jadi, kalau mau bahagia seterusnya, ya bahagiakan juga pasangan. Bukan hanya untuk (kepentingan) diri sendiri ?
#selfreminder
Semoga semua diberikan kebahagiaan dalam keharmonisan keluarga
Aamiin ya Rabbal alamin 🙂
aku kerasa manfaat saling berbagi dan saling membahagiakan pasangan, Mbak. Kalau sudah curhat ke suami, walaupun kata-katanya menusuk aku, tapi aku lega dan bahagia banget,
Bener Mbak. Karena suami emang sahabat terbaik ya 🙂