Bincang Keluarga, Cerita Bunda, Kolaborasi, Menyusui, MPASI, Parenting, Tips

#BincangKeluarga: Problematika Menjadi Ibu Baru

Kali ini saya ngajak Mbak Rosa untuk nulis Problematika Menjadi Ibu Baru. Ini sebenarnya karena saya lihat keluhan-keluhan ibu-ibu di media sosial sih. Mau itu di grup, atau yang dijadikan status oleh si ibu. Dan saya perhatikan keluhannya nyaris semua sama. Kayaknya sudah khas bangetlah ? Jadi daripada saya simpan sendiri, mending saya tulisin aja buat kenang-kenangan. Dan pas banget #BincangKeluarga bulan ini belum ada tema. Jadi sekalian hehe.

Boleh baca punya Mbak Rosa juga ya.

Problematika Menjadi Ibu Baru

Menurut saya, problematika saat menjadi ibu baru itu ada 5. Dan semua hal ini yang menurut saya paling sering terjadi. Seperti tidak bisa terpisahkan *halah.

Terjebak mitos

Mulai dari hamil, sudah adaaa aja mitosnya. Ya jangan makan udanglah karena nanti anaknya jadi hiperaktif. Jangan keluar pas gerhana bulan. Kemana-mana harus bawa gunting, jarum, dan lain-lain. Eeh pas anak udah lahir juga masih banyak mitosnya. Pakai kain bedong harus kencang supaya kaki anak lurus. Jangan makan pedas, nanti ASInya bisa ikut pedas. Whuaa. Kalau kita punya orang tua sudah selangkah lebih maju dan tidak mempermasalahkan hal-hal yang aneh maka beruntunglah kita. Tapi ketika orang tua kita masih memegang kuat mitos, saatnya kita mengerahkan kekuatan *lebay* untuk menepis mitos itu dengan segala cara. Memberi orang tua artikel, mengajak mereka ikut ke dokter kandungan/anak, atau apapun yang intinya supaya kita tidak dipaksa untuk mengikuti mitos-mitos tersebut.

Saya sendiri pernah mengalami ini. Dan sudah tak terhitung perdebatan-perdebatan yang terjadi hiks. Sampai akhirnya saya ketemu polanya. Beri pengertian pada orang tua, samakan visi dan misi dengan suami, lalu buktikan pada orang tua kebenaran yang kita dapatkan. Cara lengkapnya, silakan baca di post Terjebak Mitos? Lakukan Saja 3 Cara Ini! ya.

Sulit menyusui

Ucapkan syukur banyak-banyak kalau Bunda tidak pernah mengalami masalah ini ? Karena sulit menyusui sejatinya masalah kebanyakan ibu baru. Setelah melahirkan, rupanya perjuangan kita belum usai karena harus menyusui si kecil. Iya kalau langsung keluar, tapi seringkali yang ada ibu-ibu baru malah dibuat hampir putus asa karena ASI yang nggak kunjung keluar. Sudah IMD, dihisap bayi berulang-ulang, sampai 3 hari pun ASI nggak jua keluar. Kalau kita nyerah, mungkin suforlah tujuan akhirnya karena bayi kita menangis terus-terusan. Ets, tapi saya bukan anti sufor lho ya. Wong anak saya juga pernah minum sufor kok.

Tapi saya pun memiliki masalah yang sama waktu awal melahirkan anak pertama dulu. Tiga hari ASI saya nggak keluar-keluar. Tapi saya keukeuh. Saya mau keras kepala menyusui anak saya. Makanya saya rela makan dan minum apapun supaya ASI saya lancar. Sampai akhirnya saya sadar bahwa yang terpenting adalah kita menjadi ibu bahagia. Karena dengan bahagia, apapun menjadi lancar. Alhamdulillah, sekarang saya malah bisa menyusui anak kedua tanpa hambatan.

Memasuki awal MPASI, GTM, tantrum

Panjang sekali menjadi ibu itu. Sudah melahirkan, menyusui, kita masih dihadapkan dengan permasalahan makan anak, gerakan tutup mulutnya, dan tangisan-tangisan yang membuat kita serba salah *dududu.

Mau bikin Makanan Pendamping ASI apa ya besok untuk pertama kalinya? Alat-alat apa aja ya yang dibutuhin? Si bayi kira-kira doyan nggak ya? Duh udah capek-capek bikin kok nggak mau makan sih? Kok dikasih makanan apa aja dilepeh? Kamu kenapa sih kok nangis nggak jelas? Bunda harus apa?

via Pixabay

Hahaha kok saya ketawa sendiri ya nulisnya ? Tenaang, itu karena saya mengalami semua hal di atas ? Dan percayalah Bunda, bahwa itu hanya sepitik ujian. Ujian yang PASTI akan terlewati. Dan setelah ujian-ujian itu terlewat, niscaya kita akan menertawakan diri sendiri ?

Khawatir tumbuh kembang anak

Duh anakku kok belum bisa tengkurep, duduk, endebre endebre ya? Lho kok anak-anak lain udah bisa jalan? Kok anak lain pintar sekali makannya?

Yaks selamat datang di dunia tumbuh kembang. Dimana kebahagiaan kita melihat si kecil harus ‘terganggu’ dengan milestone-milestone yang terlewat dari perhatian kita. Dimana fase iri-pada-anak-seumur-anak-kita mulai berdatangan. Hanya dua saran dari ibu dua anak ini. Tetap perhatikan tumbuh kembang anak dengan baik agar sesuai dengan usianya. TAPI tutup mata dengan dunia luar kalau kita termasuk orang yang mudah baper. Fokus saja pada anak kita sendiri. Insya Allah, kita jadi orang tua yang lebih tenang ?

Khawatir masa depan anak

Ini sebetulnya yang lebih ‘horor’. Membayangkan masa depan anak kita kelak seperti apa. Dan saya rasa bukan hanya permasalahan ibu baru. Tapi semua ibu bahkan ayah pun juga termasuk di dalamnya.

Kita memang tidak tahu apa yang terjadi pada anak kita di masa depan. Yang bisa kita lakukan hanya berusaha di saat sekarang. Memberikan apapun yang terbaik untuk anak kita. Dan mendoakan segala yang baik untuk mereka ?

Hmm, panjang juga rupanya problematika menjadi ibu baru ini. Tapi semua belum seberapa. Dalam kenyataannya, kita pasti masih banyak menemukan hal-hal yang ‘ajaib’ yang harus kita lewati. Semoga saja ya, kita selalu bisa menjadi ibu yang kuat. Kuat dalam bersabar, kuat dalam ikhlas merawat anak, serta kuat untuk berusaha dan berdoa yang terbaik untuk anak-anak kita ?

Nah kalau Bunda sendiri, ada problematika apa nih sebagai ibu? Saling sharing yuk ?

Tagged , , , , , , , , ,

About Ade Delina Putri

Blogger, Bookish, Stay at Home Mom Keep smile, keep spirit, positive thinking ^^
View all posts by Ade Delina Putri →

2 thoughts on “#BincangKeluarga: Problematika Menjadi Ibu Baru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.