Pernikahan

Nikah Muda itu Nggak Gampang!

Nikah muda itu nggak gampang! Setidaknya itu yang saya rasakan. Menikah di usia 22, yang saya pikir sudah cukup bekal dari baca buku, baca artikel tentang pernikahan, ikut seminar pernikahan. Nyatanya setelah terjun langsung ke kehidupan pernikahan, tetap saja tidak menjamin bahwa saya akan selalu baik-baik saja. Dalam artian saya bisa matang untuk menghadapi segala permasalahan rumah tangga ini.

Kelabilan emosi

Emosi yang belum stabil. Detik ini senang, detik selanjutnya bisa jadi sedih. Awalnya marah-marah, tiba-tiba bisa tertawa. Ya, sulit ditebak. Karena emosi stabil menurut saya, saat ia tahu kapan harus senang, sedih, marah, kecewa pada tempatnya. Tidak mudah terpancing emosi dan perasaan negatif karena lingkungan sekitar.

Kesabaran tingkat tinggi

Ketidaksabaran-ketidaksabaran menghadapi permasalahan rumah tangga dan anak. Aku tuh capek, kamu kok kayak enak banget. Tidak tahu padahal suaminya lebih capek. Kerja seharian, bahkan malam pun masih pegang kerjaan. Demi siapa, demi istri dan anak-anaknya! Oh, Allah…Anak-anak sakit, rewel, ekonomi keluarga menurun. Ah banyak lagi masalah lainnya.

Masa remaja yang belum usai

Masa-masa di mana rindu saat single. Bebas kemana-mana tanpa bawa anak. Tanggung jawab masih diri sendiri saja. Tidak terikat komitmen dengan siapapun dan suka-suka saat mau melakukan apapun. Padahal setelah menikah, masa remaja usai. Sudah saatnya tidak memikirkan ego pribadi.

Menikah = butuh kedewasaan

Ya itulah mengapa saya bilang menikah muda (usia 17-24) itu nggak gampang. Banyak hal yang masih kita belum mengerti. Belum banyak yang kita pahami apa saja yang harus ditinggalkan dan perlu dilakukan. Apalagi jika tidak dicukupi banyak bekal. Tidak belajar bermacam ujian dari kehidupan pernikahan. Kita tidak akan mengerti bahwa ternyata pernikahan itu bukan hanya sekedar sah, bisa tidur bareng, lalu kita akan bahagia seterusnya. Nay!

Maka akhirnya saya paham mengapa ada anak-anak muda yang tidak tahan dengan pernikahannya padahal baru seumur jagung. Karena untuk menghadapi segala permasalahan rumah tangga memang butuh banyak pembelajaran, kepekaan, kesabaran, dan mengesampingkan ego pribadi.

Menikah = komitmen + tanggung jawab besar

Menikah itu komitmen yang besar. Berat tanggung jawabnya. Kalau tidak ingat dua hal itu, pasti akan timbul banyak gesekkan dengan pasangan.

Pernikahan itu tidak semudah pacaran yang kalau kita tidak suka, tinggal bilang, “ayo kita putus.” Sebab dalam perpisahan, akan banyak pihak yang kita rugikan. Bukan hanya kita dan pasangan, tapi juga anak (kalau ada anak), serta keluarga dari kita dan pasangan.

Butuh banyak sabar, ikhlas, dan rasa lapang dada di dalam pernikahan. Sulit, sulit sekali kalau kita masih menuruti ego pribadi. Sebab ada kalanya kita butuh meminta maaf duluan dan mengalah. Bukan karena salah dan kalah, tapi karena kita meredam ego demi keutuhan rumah tangga.

Menikah = siap dengan konsekuensi dan amanah baru

Dengan menikah, artinya kita siap dengan segala konsekuensi untuk menjalankan amanah baru. Masa remaja dan single kita selesai. Karena sekarang ada pasangan yang harus kita hormati. Istri yang harus menuruti suami. Suami yang harus menafkahi lahir batin istri. Dan suami istri yang harus bersikap saling satu sama lain.

Jadi, abaikan postingan-postingan yang bilang bahwa menikah muda itu enak. Menikah memang lebih baik dari pacaran yang bisa berakhir zina. Tapi bukan berarti kita bisa melangkah lenggang begitu saja untuk menikah. Sebab menikah, tidak cukup diri yang mencintai dia dan dia mencintai kita. Tapi juga bagaimana kita bisa berkomitmen untuk terus menjaga keutuhan rumah tangga dengan segala ujian yang tidak pernah usai.

Ya, menikah adalah sebaik-baik pembelajaran kehidupan ?

Tagged , , , , ,

About Ade Delina Putri

Blogger, Bookish, Stay at Home Mom Keep smile, keep spirit, positive thinking ^^
View all posts by Ade Delina Putri →

4 thoughts on “Nikah Muda itu Nggak Gampang!

  1. Sedih banget ya liat berita tentang pernikahan muda yang harus gagal akhir-akhir ini. Akupun tim nikah muda, dan setuju banget sama tulisan diatas. Dan yang paling utama dari nikah muda adalah belum stabilnya emosi kedua pasangan yaaa. Huhuhu. Tahan tahan deh curhat di medsos, takutnya malah makin memperkeruh suasana dan menyesal kemudian yaaa.. uhuhuhuhu

  2. Nikahny sih gampang mbak. Menjalani kehidupan setelah akad itu yg banyak tantangannya. Tp begitul menikah. Menyatukan dua pikiran jd satu kesanny utopis banget. Mungkin lebih ke menselaraskan kali y biar bisa terus berdampingan. Dan yap, mengelola emosi juga penting dan susaaaahh ?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.