Cerita Bunda, Keluarga, Pernikahan, Untitled

Sedihnya dan Hikmah Menjadi Perantau Setelah Menikah

Hari minggu kemarin saya sedih banget ditinggal suami kondangan ke Malang. Iya ini emang pertama kalinya saya ditinggal jauh setelah 3 tahun menikah ? Biasanya suami di rumah aja, kerja pun di rumah. Mau pergi ya satu paket dengan saya dan anak-anak. Kalau pun harus pergi sendiri nggak pernah sampai harus ke luar kota. Cuma karena ini teman kuliahnya yang nikah, mau nggak mau dia harus datang. Apalagi sudah disamperin ke rumah. Sayangnya yang berangkat satu mobil hanya laki-laki aja, yauwis saya milih nggak ikut.

Jadi ingat dulu awal-awal nikah kayaknya nggak pernah sedih waktu mutusin ikut merantau sama suami ke Surabaya. Mungkin karena kadung cinta kali ya haha. Ealah pas udah punya dua anak gini malah baru berasa sedihnya wkwk. Kayak minggu itu aja, suami ke Malang tapi saya nggak bisa kemana-mana karena jauh dari keluarga. Coba kalau dekat dengan rumah orang tua, saya mungkin akan milih ke rumah orang tua aja biar nggak merasa sepi.

Baru terasa sedih jauh menjadi perantau

Yah balada jadi perantau setelah menikah mungkin begini. Baru berasa sedihnya jauh dari orang tua dan kakak-kakak. Sedih juga nggak bisa sering-sering kumpul sama mereka. Cuma bisa komunikasi by chat atau telepon aja. Paling banter video call huhu.

Saya juga nggak bisa me time atau we time kencan dengan suami kayak pasangan lainnya karena memang nggak ada orang yang bisa dititipin anak-anak. Orang tua, kakak-kakak jauh semua. Bisa aja nitipin sih, tapi palingan ke daycare yang biayanya lumayan juga ?

Ngerasa nggak punya teman juga. Karena teman-teman dekat di Bekasi semua. Ada teman di Surabaya tapi nggak seakrab kayak teman-teman yang dulu. Lagi pula saya bukan tipe orang yang cepat akrab dengan orang baru.

Sebetulnya suami juga sama kayak saya yang perantau. Bedanya dia dari Lamongan. Cuma jarak Lamongan-Surabaya kan masih mending ya. Palingan 2-3 jam aja. Jadi kalau pun mau pulang dan kumpul, ya masih bisa banget. Jarak masih mudah ditempuh dengan mobil.

Kalau ke Bekasi kan harus naik kereta atau pesawat. Jadi ya nggak bisa sering-sering pulang ke Bekasi. Berat di ongkos, Bok! Haha. Sedihnya kalau ada acara ya nggak bisa ikut sih. Mereka kumpul-kumpul, kita di sini cuma bisa lihat foto atau videonya aja. Lebaran pun saya pernah nggak sama mereka karena habis lahiran Elis.

Huhu banyak juga ya cerita sedihnya ?

Hikmah menjadi perantau : bisa mandiri dan merasakan rindu pada keluarga

Cuma mikir lagi sih, toh ini memang sudah keputusan saya sendiri untuk mau ikut sama suami ke Surabaya. Segala duka di atas ya mau gimana lagi selain harus diterima apa adanya. Meskipun seringkali merasa kesepian dan jauh dari keluarga, ini sudah jadi jalan yang saya pilih.

Toh saya juga bersyukur – untuk saya yang dari lahir nggak pernah keluar dari Bekasi wkwk – setelah menikah langsung ‘dilempar’ ke Surabaya bikin saya jadi lebih mandiri. Ini memang impian saya sejak masih single. Maunya kalau menikah, tinggal pisah sama orang tua supaya tidak terus ketergantungan dan meminimalisir masalah rumah tangga.

Alhamdulillahnya, dengan begini saya dan orang tua serta kakak adik, jadi lebih akrab kalau ketemu. Mungkin karena jauhan, jadi semacam ada rindu yang terpendam. Ketika dipertemukan, kami jadi lebih intens berinteraksi memanfaatkan waktu ?

Memang, hidup kalau sudah ada penerimaan dari dalam diri tuh semua jadi lebih ringan dijalani. Segala kesedihan yang dirasakan, kita tahu bahwa itu untuk menempa diri kita menjadi lebih baik lagi ?

Dalam hidup kita juga tidak mungkin mendapatkan semua yang kita inginkan. Pasti ada satu dua yang harus dikorbankan ?

Kalau Ayah Bunda gimana, ada yang perantau juga kayak saya nggak? Punya suka duka apa nih? Boleh sharing ya ?

Tagged , , , ,

About Ade Delina Putri

Blogger, Bookish, Stay at Home Mom Keep smile, keep spirit, positive thinking ^^
View all posts by Ade Delina Putri →

1 thought on “Sedihnya dan Hikmah Menjadi Perantau Setelah Menikah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.