Beberapa hari lalu saya nulis 4 Tips Atur Keuangan Selama Pandemi yang sudut pandangnya dari suami. Kali ini saya mau ikutan berbagi tips, tapi dari sudut pandang saya. Dan yang jelas, kali ini saya nggak ngomong hanya ketika situasi pandemi saja. Tapi lebih ke kehidupan sehari-hari. Dan ini sudah saya praktekkan dari zaman saya masih kerja.
Walau kecil, Alhamdulillah semua tercukupi
Dulu, gaji saya terbilang kecil. Dibanding teman-teman saya yang lain yang kebanyakan sesuai UMR (Upah Minimum Regional), dua kali pindah tempat kerja, gaji saya tuh kecil banget. Malah jauhlah di bawah UMR 😀 Tapi Alhamdulillah, tahun 2012 saya bisa kuliah dengan hasil jerih payah sendiri.
Sebetulnya saya bukan orang yang terlalu hemat. Saya dulu masih suka kongko-kongko bareng teman kuliah, reunian bareng teman sekolahlah, ngumpul bareng komunitaslah, jalan-jalan lihat pameran buku atau seminar. Yang mana pasti keluar uanglah ya. Tapi Alhamdulillah, semuanya tercukupi. Bahkan saya masih bisa memberi sedikit ke ayah dan ibu.
Dua kunci dalam rezeki
Saya cuma mau memberi dua kunci. Dan insya Allah, dua kunci ini akan saya pegang terus sampai kapanpun.
1. Hindari menghutang
Saya sempat punya cerita tidak enak dengan yang namanya hutang. Bukan saya, tapi Alm. Ayah. Tapi tidak perlu diceritakan di sinilah ya. Yang jelas, sejak saat itu saya bertekad tidak mau menghutang dalam keadaan apapun. Jadi, pikir saya, selama memang belum ada uangnya, ya lebih baik tahan dulu keinginan.
Ini yang bikin hidup saya tenang sampai saat ini. Karena Alhamdulillah saya tidak pernah terlilit hutang.
2. Dahulukan keberkahan
Ini nasihat guru saya yang akan terus melekat di ingatan. Seberapapun rezekinya, yang penting berkah! Jadi kasarnya mau besar atau kecil, yang penting berkahnya.
Berkah itu gimana sih? Misalnya kita beli TV, eh setelah beli TV ternyata kita dapat rezeki tambahan dari pekerjaan kita. Nah berarti TV itu jadi berkah. Tapi kalau misalnya setelah beli TV uang kita habis terus-menerus, ya itu namanya tidak berkah.
Jadi dengan kata lain berkah itu artinya bertambah, atau membuat hati kita tenang. Tapi kalau berkurang dan hati kita jadi tidak tenang, berarti ada yang salah dengan rezeki yang kita dapatkan atau kita keluarkan.
3 cara saya mengatur uang sampai cukup
Lanjut, jadi bagaimana dulu saya mengatur keuangan padahal gaji saya kecil?
1. Memberi orang tua
Dari zaman Praktek Kerja Lapangan pas sekolah, saya tuh sudah ‘nge-sok’ ngasih orang tua walau cuma 20 ribu hihi. Tapi saya senang aja gitu, pengen banget memang kalau saya punya uang harus ngasih orang tua. Dan itu tertancap sampai saya kerja. Jadi walau kecil, saya selalu utamakan untuk ngasih orang tua.
2. Kendalikan pengeluaran
Saya sadar, gaji kecil berarti tidak boleh neko-neko. Jadi setelah memberi orang tua, pengeluaran kedua adalah ongkos kerja dan makan, lalu bayar kuliah. Baru sisanya saya tabung. Kalau masih ada sisa, bolehlah saya jajan atau jalan.
3. Utamakan yang sedang membutuhkan
Kalau ada keluarga atau teman yang mau pinjam, biasanya saya beri. Saya tidak berharap itu dikembalikan, tapi Alhamdulillah keluarga dan teman saya semuanya bisa dipercaya.
Kalau lagi ada yang kesulitan misalnya sakit, atau sedang ada musibah, saya juga suka ikut membantu. Ini memang akan mengurangi ‘jatah nabung/jajan’ saya. Tapi Alhamdulillah semua masih bisa teratasi dengan baik.
Hidup lebih tenang dengan keberkahan dan tanpa hutang
Begitu saja sih tips dari saya hehe. Dan masih saya terapkan sampai sekarang. Info saja, dulu saya belum kenal tuh yang namanya investasi. Baru sekarang aja diajarin suami. Jadi memang baru mulai banget. Kalau dulu, saya cuma nabung biasa aja. Makanya nggak banyak 😀
Walau begitu, saya tenang karena merasa saya bisa hidup dengan keberkahan dan tidak terlilit hutang. Hidup sudah sulit, buat saya soal rezeki lebih baik kita berjalan lurus saja. Supaya kita bisa menjalani ujian-ujian hidup yang lainnya tanpa rasa beban 🙂
Nah, kalau Ayah Bunda, punya tips apa nih dalam mengatur keuangan sampai cukup? 😀
