Cerita Bunda, Pernikahan

Saya Tahu Kenapa Saya Menikah Muda

Semakin dewasa, saya semakin yakin, bahwa apapun yang diciptakan Allah, apapun yang terjadi dengan kehidupan kita saat ini, semua PASTI memiliki maksud. Pasti ada hikmahnya. Mungkin ini sebabnya kenapa kita disuruh bersyukur. Karena memang apa-apa yang tercipta untuk kita saat ini, ya memang sudah PAS. Sudah pantas untuk kita terima. Terlepas dari manusia yang memiliki keinginan dan impian pun juga memang sudah kodrat. Tapi semoga keinginan dan impian itu tidak membuat kita lantas lupa bersyukur. Naudzubillah.

Suatu waktu, lagi-lagi saya tahu bahwa TIDAK ADA yang kebetulan di dunia ini. Entah bagaimana caranya, saya ‘nyasar’ di suatu akun influencer islami. Dan entah bagaimana caranya juga, tiba-tiba saja saya tertarik membaca sebuah highlightnya. Di Q&A tersebut, sang influencer bertanya kurang lebih, “Apa yang membuatmu rindu masa-masa single?” Jelas saja pertanyaan ini diajukan untuk mereka yang sudah menikah.

Berhati-hati dengan pikiran dan ucapan

Dan saya terkejut mendapatkan salah satu jawabannya. “Saya baru 23 tahun, nikah muda, kangen single. Dan sekarang Allah kabulkan.”

Astagfirullah. Saya langsung sedih ? Betapa ucapan dan pikiran terkadang menjadi lebih kejam. Entah bagaimana caranya hal yang mungkin kita pikir sepele, ternyata benar-benar didengar Allah ?

Saya langsung istighfar berkali-kali. Menyadari, adakah pikiran buruk yang pernah terbersit dalam diri saya? Adakah ucapan yang mungkin secara tidak sengaja pernah terucap dari bibir saya? Naudzubillah. Semoga Allah bantu saya untuk menariknya ?

Kembali ke cerita Q&A tadi. Saya yakin, ‘andai’ si followers yang menjawab Q&A tadi mencari alasan kenapa dia menikah muda, dia pasti akan menemukan hikmahnya. Dia pasti akan tahu jawabannya kenapa Allah mengizinkan dia untuk menikah muda. Tapi biar bagaimanapun, keputusan sekarang mungkin sudah kehendak Allah juga. Wallahua’lam.

Saya tahu, kenapa saya diizinkan menikah muda

Saya sendiri akhirnya mengingat-ingat, kenapa saya menikah di usia 22 tahun. Yang kata orang terbilang muda. Kenapa saya lebih dulu menikah dibanding banyak teman saya yang lainnya. Kenapa saya justru menikah ketimbang mengejar karier seperti teman yang sebaya saya lainnya.

Karena hasrat ingin menikah yang menggebu

Bisa jadi karena ini. Karena di usia 19, saat masa-masa hijrah lepas dari pacaran saya malah terpikir untuk menikah saja. Selain mungkin saat itu saya juga bingung tujuan akan ke mana cita-cita saya, yang terpikir satu-satunya hanyalah menikah. Dan semesta seperti mendukung. Ada saja jalan saya ditunjukkan dengan buku tentang nikah muda, berumah tangga, sampai caranya menjadi orang tua.

Karena mungkin Allah pikir usia 22 hasrat saya sudah menggebu sekali, maka dikirimkanlah sang pangeran tersebut. Dan terjadilah ijab kabul ?

Orang tua masih sehat

Saya pernah menulis alasan saya mau nikah muda, salah satunya adalah karena saya ingin orang tua menyaksikan saya menikah. Mungkin Allah tahu keinginan saya satu itu besar sekali. Bisa dibilang ayah saya sudah cukup berumur dan tidak sesehat sebelum-sebelumnya.

Jadilah saya menikah muda tahun 2015. Dan Alhamdulillah keinginan itu tercapai. Ayah yang langsung menikahkan saya. Karena November 2018 ayah sudah berpulang ?

Saya belum tentu mampu menghadapi kegalauan belum menikah

Di samping alasan-alasan sebelumnya, saya ingat memang pernah punya cita-cita untuk menikah di usia 23 tahun. Saya pikir itu usia yang pas. Bahkan tahun 2014 saya sudah menulis ingin menikah usia 23 tahun bulan sekian. Tapi Allah justru mengabulkan lebih cepat ?

Saya paham rasanya menunggu itu seperti apa. Usia 19 saja saya sudah galau soal jodoh. Apalagi kalau saya disuruh menunggu hingga usia 26 tahun sekarang. Mungkin saya tidak mampu untuk menghadapi galau terus-terusan ? Bisa-bisa hidup saya isinya nangis setiap hari ?

Saya tidak sanggup melewati masa quarter life crisis sendirian

Ini adalah alasan yang bisa dibilang paling besar. Allah mengizinkan saya menikah muda, karena Dia tahu, ada yang harus saya selesaikan. Tapi tidak bisa kalau sendirian. Maka dari itu Allah beri saya pendamping untuk melewati masa-masa quarter life crisis. Yang mana terjadi mulai usia 25 tahun.

Saya yang harus berjuang untuk menghadapi inner child yang negatif. Saya yang belum punya tujuan hidup yang jelas. Dan saya yang masih harus belajar memenej emosi saya sendiri. Kalau semuanya saya hadapi sendirian, mungkin saya tidak sanggup.

Makanya, melihat suami yang lebih dewasa dan sabar, saya akhirnya tahu kenapa Allah memberi saya izin nikah muda. Dan kenapa harus dengan suami orangnya. Karena suamilah yang bisa memahami diri saya ? Karena dengan adanya suami juga, pelan-pelan saya bisa berubah ke arah yang lebih baik ?

Baca: Apa yang Membuat Saya Nyaman Ikut Suami?

Rasanya kalau saya menghadapi semuanya sendirian, entah apa jadinya saya. Walaupun jika satu garis kehidupan bergeser, maka semuanya juga akan bergeser. Yah bisa jadi, kehidupan sekaranglah yang memang sudah pantas untuk saya terima.

Kehidupan kita sekarang adalah sebaik-baik kehidupan yang pantas kita terima

Ya, kata kuncinya adalah kehidupan sekaranglah yang sudah pantas kita terima. Apapun jalan hidup kita saat ini, Allah sudah tahu bahwa itu PAS untuk kita. Bahwa memang itulah yang sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan diri kita.

Saya akui kehidupan rumah tangga bukan juga perjalanan yang mudah. Banyak sekali lika-liku yang harus dihadapi. Tapi lagi-lagi Allah pasti sudah tahu kapastitas diri saya. Sebesar apa kadar kemampuan dan kesanggupan saya menghadapi semuanya. Maka saya tahu, bahwa Allah takkan menguji saya di luar batas kemampuan diri.

Kita mungkin pernah merasa sedih, kecewa, akan ujian-ujian hidup yang menghampiri. Tapi semoga tidak ada lagi rasa-rasa penyesalan bahkan merutuki jalan hidup yang harus kita tempuh. Karena kalau kita mau menyelami, kita pasti akan sadar, kenapa Allah memberi jalan kehidupan kita seperti sekarang. Betul, semua yang terjadi pasti ada hikmahnya ?

Tagged , , , , , ,

About Ade Delina Putri

Blogger, Bookish, Stay at Home Mom Keep smile, keep spirit, positive thinking ^^
View all posts by Ade Delina Putri →

8 thoughts on “Saya Tahu Kenapa Saya Menikah Muda

  1. Selamat atas penikahannya mbak. Semoga bahagia sampai ke Jannah. Benar, apa yang kita dapat sekarang adalah yang terbaik menurut Allah. Bisakah jadi lebih baik? Bisa. Asal kita berusaha dan menyerahkan segala hasil ke Allah. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah.

  2. Sama sih sebenarnya, saya dulu nikah muda (umur 23 untuk laku-laki itu cukup muda belia loh buat nikah) juga merasa binggng aja, mau dibawa kemana nih hidup.
    dan saya bersyukur, dengan menikah, saya memiliki tujuan yang lebih terarah.
    kalau bicara menyesal atau tidak? justru saya lebih menyesal lagi kenapa tidak lebih muda lagi menikahnya, hehehe
    namun harus disadari bahwa pernikahan bukan siapa yang cepat mengusahakan, dia yang duluan. karena pernikahan itu juga tidak bisa kita paksakan kalau belum waktunya kan.
    bagi mereka yang menikah agak lebih dewasa, mungkin saja begitulah takdir membawanya. yah yang penting kita syukuri apa yang ada, dan terakhir “kita harus bahagia”

  3. kebalikannya dengan saya. saya dengan sadar dan sengaja memilih untuk tidak menikah. ini semata2 karena memang tidak pernah menyukainya. saya hargai pilihan teteh untuk nikah muda.

  4. terimakasih sharingnya mbak, mungkin masing-masing orang berbeda ya, ada yang sudah dipercayakan Allah nikah muda ada pula yang tidak.

    saya dulu minta izin nikah di usia 22 tahun, tapi tidak diizinkan oleh orangtua saya. akhirnya saya membatalkannya.

    tahun lalu saya sempat galau soal jodoh, usia memasuki umur 25 tahun. saya sadar ini bagian dari krisis seperempat abad yang memang siklusnya harus saya hadapi.

    sekrang usia saya 26 tahun, malah hasrat untuk menikah menghilang. sekrang saya fokus ke diri sendiri, pekerjaan dan kesehatan, entah sampai kapan. mungkin Allah akan datangkan jodoh saya ketika saya memang siap menikah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.