Cerita Bunda, Inner Child, Parenting

Menjadi Ibu yang Bisa Memanen Kebaikan dari Anak-anaknya

Mungkin ini akan jadi tulisan terakhir tentang inner child. Karena saya pikir, sudah cukup bagi saya untuk healing masalah ini. Karena toh sekarang saya juga merasa bahwa sudah jauh lebih baik dibanding sebelum lahiran anak ketiga.

“Mica adalah obat.” Begitu kata teman saya.

Melahirkan sudah jadi “obat”

Jujur, saya pun merasa demikian. Entah kenapa, saat lahir anak ketiga ini, saya merasa jauh lebih kalem dan mendewasa. Ya walaupun masih ada sedikit-sedikit bolongnya. Tapi setidaknya sekarang saya sudah lebih baik.

Saya sampai mikir, memang benar kalau sesuatu itu direncanakan, maka menjalankannya pun pasti akan lebih tenang. Nah, hamil ketiga kemarin, saya memang merencanakannya. Saya ingin, maka saya siap dengan segala konsekuensinya. Kira-kira begitu.

Jadi pas anak lahir, ya sayanya sudah lebih siap. Dari mulai siap lepas KB, sounding kakak-kakaknya, sampai ngobrolin rencana hamil, melahirkan, sampai merawat anak ketiga dengan suami pun sudah saya lakukan. Alhasil pas lahir, saya tenang dan happy. Begitu pun suami yang juga sudah lebih siap.

Jadi, melahirkan kemarin ya bisa dibilang membuat saya merasa terlahir kembali sebagai ibu yang baru. Hal ini yang bikin saya pelan-pelan mulai berdamai dengan segala masa lalu.

Tentu saja saya juga harus ngucapin terima kasih untuk Mbak Rahmah dan Mbak Wiwid SEO Moms yang sudah mengajak kami untuk ikut parade inner child. Sungguh jadi parade yang menguras emosi haha.

Terima kasih untuk semua pihak yang sudah memberi saya bantuan

Dan terima kasih juga untuk Mbak Intan dan Mas Adi sebagai penulis buku Luka, Performa, Bahagia. Bukunya benar-benar menyadari saya bahwa bahagia itu letaknya ada di diri kita sendiri.

Yang tak kalah penting adalah, terima kasih juga untuk para narasumber selama parade webinar inner child. Mulai dari dr. Rai, Sp.Kj., Mas Adjie Santosoputro, Coach Fena Wijaya, Pak Prasetya M. Brata, Pak Anthony Dio Martin, Bu Naftalia Kusumawardhani, Pak Asep Haerul Gani , Pak Adi W. Gunawan, Kak Seto Mulyadi, dan Bu Anggun Meylani Pohan.

Berkat mereka semua pelan-pelan saya mulai belajar bangkit. Belajar untuk menerima diri sendiri. Belajar untuk tidak terus menerus menyalahkan masa lalu, maupun keadaan. Belajar untuk fokus di saat ini dan di sini. Belajar untuk punya tujuan hidup. Sampai belajar bagaimana agar kita bisa fokus menebar manfaat bagi sesama.

Hal yang sama, yang mungkin juga sudah disampaikan suami saya berulang-ulang. Bahwa ketika kita sudah selesai dengan diri sendiri, maka di situlah kita bisa berpendar untuk orang lain.

Menjadi ibu yang bisa memanen kebaikan dari anak-anaknya

Menjadi orang tua benar-benar pengalaman baru buat saya. Saya sudah menerima bahwa diri saya memang tidak sempurna. Tapi saya juga akan terus berusaha untuk menjadi sebaik-baiknya orang tua.

Saya bangga kok, sekarang Emir Elis sudah mulai mandiri. Mereka jarang rewel untuk minta sesuatu. Bahkan mereka adalah anak-anak yang sangat mudah untuk disounding. Mereka juga anak-anak yang cerdas. Insya Allah akan seterusnya begitu. Aamiin.

Saya belajar menerima bahwa dibalik kekurangan saya, rupanya masih banyak hal baik yang sekarang bisa saya “panen” dari anak-anak saya. Di antaranya adalah ketegasan untuk tidak menuruti saat anak-anak tantrum dan mengajarkan mereka kemandirian. Serta bagaimana keras kepalanya saya mau menjadi ibu rumah tangga demi bisa menjadi guru pertama bagi anak-anak saya.

Ya Allah, terima kasih Engkau sudah melahirkan aku untuk menjadi seorang ibu. Maka izinkan aku, untuk meminta kemudahan dalam merawat dan mendidik anak-anakku sampai mereka dewasa kelak. Bagaimana pun jalannya, aku hanya ingin mereka tumbuh sesuai fitrahnya, mandiri, serta selalu menjadi anak yang beriman dan dekat denganMu.

Tagged , , , , ,

About Ade Delina Putri

Blogger, Bookish, Stay at Home Mom Keep smile, keep spirit, positive thinking ^^
View all posts by Ade Delina Putri →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.